NEW LUXURIOUS BY MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS TBK
CLOUD TOWER & SKY TOWER
Cinere Terrace Suite Sebagai Mutiara Dari Selatan
Mutiara dari Selatan. Meminjam judul sebuah lagu yang akhirnya menjadi
sebutan populer bagi sang penyanyi ini adalah sebuah idiom tepat bagi
Cinere!. Sebuah wilayah yang terletak di selatan Jakarta.
Meski kini Cinere telah dicanangkan sebagai kecamatan sendiri namun
membahas Cinere mau tak mau tetap harus melebarkan pandang hingga ke
kecamatan Limo karena dalam perkembangannga dua wilayah ini saling
bertautan.
Cinere Terrace Suites
Sebuah mutiara yang berkualitas akan senantiasa memancarkan kemilaunya,
meski berada dalam timbunan lumpur sekalipun. Menilik kupasan Wikipedia
mengenai mutiara : Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan
objek keindahan selama berabad-abad, ….. kata “mutiara” telah menjadi
metafora untuk sesuatu yang …., mengagumkan, dan berharga. Maka inilah gambaran mengenai Cinere. Sebuah wilayah yang mengagumkan dan berharga!
Mengagumkan! Karena transformasi Cinere menyimpan banyak kisah yang luar biasa.
Berharga! Karena luas wilayah Cinere & Limo ( 2.595,3 Ha) yang
kurang lebih hanya 13% dari seluruh wilayah Depok (20.504,54 Ha) namun
saat ini mampu memberikan sumbangan pendapatan daerah yang cukup
signifikan.
Nama “Cinere” sangat jarang atau bahkan tidak ada dalam pembahasan
sejarah mengenai terbentuknya sebuah wilayah baik itu wilayah Bogor,
Depok apalagi Batavia atau Jakarta. Sangat sulit mencari literature
mengenai Cinere. Hal ini memberikan gambaran betapa “bukan siapa
siapa”-nya Cinere sebagai sebuah wilayah tempo doeloe. Kenyataan lain
yang menggambarkan tentang Cinere adalah tidak adanya satupun bukti
artifak atau pun gedung peninggalan jaman kolonial Belanda. Hal ini
semakin memperjelas bahwa Cinere dahulu hanyalah wilayah pinggiran yang
tidak memiliki peran apapun, yang hanya difungsikan sebagai wilayah
“perantara” dari Batavia menuju Bogor.
Hutan karet, ladang, sawah, rawa-rawa, dan perkampungan warga pinggiran
adalah “wajah” Cinere kala itu. Membahas perkampungan Cinere juga
ditemui hal yang tak kalah menariknya. Meski secara geografis wilayah
Cinere masuk dalam Kabupaten Bogor dan kemudian menjadi bagian dari Kota
Administratif Depok, namun warga yang bermukim di wilayah Cinere-Limo
adalah masyarakat Betawi, bukan masyarakat Sunda.
Meski kini Cinere adalah bagian dari Kotif Depok namun mengupas sejarah
Cinere sedikit berbeda dengan keberadaan Depok itu sendiri. Cinere
adalah sebuah lahan milik Isaac de I’ Ostale de Saint Martin, lahir
tahun 1629 di Oleron, Bearn, Prancis, yang karena sesuatu sebab ia
meninggalkan tanah airnya, dan membaktikan dirinya kepada VOC. Menurut
sebuah iklan pada Java Government Gazette 24 Februari 1816. Isaac
de Saint Martin tergolong pemilik tanah yang sangat luas tersebar di
beberapa tempat, antara lain kawasan Kemayoran, di pinggir sebelah timur
sungai Bekasi, di Cinere (dahulu disebut Ci Kanyere) sebelah timur Sungai Krukut di Tegalangus dan di kawasan Ancol, yang luas seluruhnya berjumlah ribuan hektar.
Sementara Depok dahulu merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan
belantara, yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1696 dibeli oleh seorang
pejabat tingi VOC bernama Cornelis Cahstelein yang selanjutnya tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri.
Keputusan tersebut berlaku sampai 1942. Gemeente Depok diperintah oleh
seorang Presiden sebagai badan Pemerintahan tertinggi. Di bawah
kekeuasaannya terdapat kecamatan yang membawahi mandat (9 mandor) dan
dibantu oleh para Pencalang Polisi Desa serta Kumitir atau Menteri
Lumbung. Daerah teritorial Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha namun hapus
pada tahun 1952 setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara
Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente Depok, tapi tidak termasuk
tanah-tanah Elgendom dan beberapa hak lainnya. Bermula dari sebuah
Kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati)
wilayah Parung yang meliputi 21 Desa, dan pada akhirnya pada tahun 1981
Pemerintah membentuk kota Administratif Depok yang peresmiannya
diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H.
Amir Machmud). Belum ditemukan kapan tepatnya wilayah Cinere-Limo
menjadi bagian dari Depok
Namun baik Depok maupun Cinere mulai menunjukkan geliat pembangunan
pemukinan yang menjadi cikal bakal kawasan hunian seperti sekarang ini
bermula pada awal tahun 70-an. Di wilayah Cinere-Limo sebuah developer
masuk pertamakali pada 1973 dengan menguasahi beberapa hektar lahan dan
mulai mengembangkannya.
Karena suatu dan lain hal developer tersebut mengalihkan penguasaan dan
penggarapan lahannya pada PT Megapolitan Developments, tbk pada 1979.
Perusahaan developer yang dimotori oleh pasangan Sudjono Barak Rimba dan
Lora Melani Lowas inilah yang kemudian berhasil ”menyulap” wajah
Cinere-Limo hingga seperti sekarang ini.
Berawal dari pengambil alihan lahan seluas 55 ha PT Megapolitan
Developments, tbk akhirnya mampu menguasahi hingga tak kurang dari 300
ha lahan di Cinere. Lahan seluas itu hingga kini masih terus
dikembangkan.
Wajah Cinere kini telah berubah…………
Nadi kehidupan yang didenyutkan PT Megapolitan Developments di wilayah
Cinere melalui beberapa karya propertinya mampu menghidupkan wilayah
“pinggiran” ini menjadi kawasan elit perkotaan.
Sebut saja Cinere Country, Cinere Estate, Graha Laguna, Griya Cinere 1
dan 2, Bukit Griya Cinere, Graha Cinere, Puri Cinere, kawasan komersial
(ruko) serta Mall Cinere adalah beberapa proyek property Megapolitan
yang menjadi pemicu tumbuhnya property di Cinere. Meski berangkat dari
sebuah agen pemasar property yang baru berusia 3 tahun (berdiri
1976-red) yang tak memiliki pengalaman di bidang pengembangan property
namun Megapolitan berani memasuki pasar pengembang d tahun 1979. Meski
termasuk developer “anak bawang” kala itu namun proyek propertynya telah
mampu menjadi ikon pengembangan Cinere. Hal ini terbukti setelah Cinere
mulai dilirik pemburu property berangsur-angsur beberapa proyek hunian
dan komersial di Cinere tumbuh menjamur bagai cendawan di musim hujan.
Geliat kehidupan di Cinere menempatkan posisinya sebagai kawasan elit
bagi kaum urban. Hal ini bukan saja karena hukum supplay dan demand
berlaku, dimana jumlah peminat tidak diimbangi dengan jumlah
ketersediaan produk. Pula bukan semata-mata karena Cinere telah menjadi
sebuah kawasan yang “mandiri” dan lengkap. Namun terlebih karena para
pengembang memang mempersembahkan karya propertynya di Cinere dalam positioning pasar menengah ke atas.
Keistimewaan Cinere-Limo juga karena secara geografis terletak di persimpangan lokasi Jakarta, Tangerang, Depok dan Bogor.
Cinere……. si Mutiara dari Selatan Jakarta
PERSEMBAHAN TERBARU DAN TERBAIK BY MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS @ SKY TOWER
Apartment dengan luas lahan 2,2 ha konsep SUPERBLOCK dan terintegrasi
dengan SHOPPING ARCADE & FOOD TERRACE, lokasi sangat strategis
terletak di persimpangan TOL CIJAGO-DESARI yang sebentar lagi akan
rampung lhooo bapak ibu TOL nya, dekat ke Selatan Jakarta, Dekat ke MRT
LB Bulus jugaa, menjadikan hunian anda menjadi nyaman dan nilai
investasi yang akan sangat menguntungkan... Selain itu dilengkapi dengan
fasilitas yang sangat modern...
Ayoo, segera bereinvestasi di CLOUD TOWER & SKY TOWER sekarang
juga... Jangan tunggu sampai kondisi ekonomi membaik yaa bapak ibu,
karena ketika keadaan ekonomi kembali membaik, harga nya pun ikut
naik...
ANDI : 081223871753/ 085643042017 (WA)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus