Senin, 14 November 2016

CLOUD TOWER & SKY TOWER BY MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS TBK

NEW LUXURIOUS BY MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS TBK
CLOUD TOWER & SKY TOWER 

Cinere Terrace Suite Sebagai Mutiara Dari Selatan

Mutiara dari Selatan. Meminjam judul sebuah lagu yang akhirnya menjadi sebutan populer bagi sang penyanyi ini adalah sebuah idiom tepat bagi Cinere!. Sebuah wilayah yang terletak di selatan Jakarta.
Meski kini Cinere telah dicanangkan sebagai kecamatan sendiri namun membahas Cinere mau tak mau tetap harus melebarkan pandang hingga ke kecamatan Limo karena dalam perkembangannga dua wilayah ini saling bertautan.

Cinere Terrace Suites

Sebuah mutiara yang berkualitas akan senantiasa memancarkan kemilaunya, meski berada dalam timbunan lumpur sekalipun. Menilik kupasan Wikipedia mengenai mutiara : Mutiara alami berkualitas terbaik telah sangat dihargai sebagai batu permata dan objek keindahan selama berabad-abad, ….. kata “mutiara” telah menjadi metafora untuk sesuatu yang …., mengagumkan, dan berharga. Maka inilah gambaran mengenai Cinere. Sebuah wilayah yang mengagumkan dan berharga!
Mengagumkan! Karena transformasi Cinere menyimpan banyak kisah yang luar biasa.
Berharga! Karena luas wilayah Cinere & Limo ( 2.595,3 Ha) yang kurang lebih hanya 13%  dari seluruh wilayah Depok (20.504,54 Ha) namun saat ini mampu memberikan sumbangan pendapatan daerah yang cukup signifikan.
Nama “Cinere” sangat jarang atau bahkan tidak ada dalam pembahasan sejarah mengenai terbentuknya sebuah wilayah baik itu wilayah Bogor, Depok apalagi Batavia atau Jakarta. Sangat sulit mencari literature mengenai Cinere. Hal ini  memberikan gambaran betapa “bukan siapa siapa”-nya Cinere sebagai sebuah wilayah tempo doeloe. Kenyataan lain yang menggambarkan tentang Cinere adalah tidak adanya satupun bukti artifak atau pun gedung peninggalan jaman kolonial Belanda. Hal ini semakin memperjelas bahwa Cinere dahulu hanyalah wilayah pinggiran yang tidak memiliki peran apapun, yang hanya difungsikan sebagai wilayah “perantara” dari Batavia menuju Bogor.
Hutan karet, ladang, sawah, rawa-rawa, dan perkampungan warga pinggiran adalah “wajah” Cinere kala itu. Membahas perkampungan Cinere juga ditemui hal yang tak kalah menariknya. Meski secara geografis wilayah Cinere masuk dalam Kabupaten Bogor dan kemudian menjadi bagian dari Kota Administratif Depok, namun warga yang bermukim di wilayah Cinere-Limo adalah masyarakat Betawi, bukan masyarakat Sunda.
Meski kini Cinere adalah bagian dari Kotif Depok namun mengupas sejarah Cinere sedikit berbeda dengan keberadaan Depok itu sendiri. Cinere adalah sebuah lahan milik Isaac de I’ Ostale de Saint Martin, lahir tahun 1629 di Oleron, Bearn, Prancis, yang karena sesuatu sebab ia meninggalkan tanah airnya, dan membaktikan dirinya kepada VOC.  Menurut sebuah iklan pada Java Government Gazette 24 Februari 1816. Isaac de Saint Martin tergolong pemilik tanah yang sangat luas tersebar di beberapa tempat, antara lain kawasan Kemayoran, di pinggir sebelah timur sungai Bekasi, di Cinere (dahulu disebut Ci Kanyere) sebelah timur Sungai Krukut di Tegalangus dan di kawasan Ancol, yang luas seluruhnya berjumlah ribuan hektar.
Sementara Depok dahulu merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan belantara, yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1696 dibeli oleh seorang pejabat tingi VOC bernama Cornelis Cahstelein yang selanjutnya tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri.
Keputusan tersebut berlaku sampai 1942. Gemeente Depok diperintah oleh seorang Presiden sebagai badan Pemerintahan tertinggi. Di bawah kekeuasaannya terdapat kecamatan yang membawahi mandat (9 mandor) dan dibantu oleh para Pencalang Polisi Desa serta Kumitir atau Menteri Lumbung. Daerah teritorial Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha namun hapus pada tahun 1952 setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente Depok, tapi tidak termasuk tanah-tanah Elgendom dan beberapa hak lainnya. Bermula dari sebuah Kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung yang meliputi 21 Desa, dan pada akhirnya pada tahun 1981 Pemerintah membentuk kota Administratif Depok yang peresmiannya diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud). Belum ditemukan kapan tepatnya wilayah Cinere-Limo menjadi bagian dari Depok
Namun baik Depok maupun Cinere mulai menunjukkan geliat pembangunan pemukinan yang menjadi cikal bakal kawasan hunian seperti sekarang ini bermula pada awal tahun 70-an. Di wilayah Cinere-Limo sebuah developer masuk pertamakali pada 1973 dengan menguasahi beberapa hektar lahan dan mulai mengembangkannya.
Karena suatu dan lain hal developer tersebut mengalihkan penguasaan dan penggarapan lahannya pada PT Megapolitan Developments, tbk pada 1979. Perusahaan developer yang dimotori oleh pasangan Sudjono Barak Rimba dan Lora Melani Lowas inilah yang kemudian berhasil ”menyulap” wajah Cinere-Limo hingga seperti sekarang ini.
Berawal dari pengambil alihan lahan seluas 55 ha PT Megapolitan Developments, tbk akhirnya mampu menguasahi hingga tak kurang dari 300 ha lahan di Cinere. Lahan seluas itu hingga kini masih terus dikembangkan.
Wajah Cinere kini telah berubah…………
Nadi kehidupan yang didenyutkan PT Megapolitan Developments di wilayah Cinere melalui beberapa karya propertinya mampu menghidupkan wilayah “pinggiran” ini menjadi kawasan elit perkotaan.
Sebut saja Cinere Country, Cinere Estate, Graha Laguna, Griya Cinere 1 dan 2, Bukit Griya Cinere, Graha Cinere, Puri Cinere, kawasan komersial (ruko) serta Mall Cinere adalah beberapa proyek property Megapolitan yang menjadi pemicu tumbuhnya property di Cinere. Meski berangkat dari sebuah agen pemasar property yang baru berusia 3 tahun (berdiri 1976-red) yang tak memiliki pengalaman di bidang pengembangan property namun Megapolitan berani memasuki pasar pengembang d tahun 1979. Meski termasuk developer “anak bawang” kala itu namun proyek propertynya telah mampu menjadi ikon pengembangan Cinere. Hal ini terbukti setelah Cinere mulai dilirik pemburu property berangsur-angsur beberapa proyek hunian dan komersial di Cinere tumbuh menjamur bagai cendawan di musim hujan.
Geliat kehidupan di Cinere menempatkan posisinya sebagai kawasan elit bagi kaum urban. Hal ini bukan saja karena hukum supplay dan demand berlaku, dimana jumlah peminat tidak diimbangi dengan jumlah  ketersediaan produk. Pula bukan semata-mata karena Cinere telah menjadi sebuah kawasan yang “mandiri” dan lengkap. Namun terlebih karena para pengembang memang mempersembahkan karya propertynya di Cinere dalam positioning pasar menengah ke atas.
Keistimewaan Cinere-Limo juga karena secara geografis terletak di persimpangan lokasi Jakarta, Tangerang, Depok dan Bogor.
Cinere……. si Mutiara dari Selatan Jakarta
PERSEMBAHAN TERBARU DAN TERBAIK BY MEGAPOLITAN DEVELOPMENTS @ SKY TOWER
Apartment dengan luas lahan 2,2 ha konsep SUPERBLOCK dan terintegrasi dengan SHOPPING ARCADE & FOOD TERRACE, lokasi sangat strategis terletak di persimpangan TOL CIJAGO-DESARI yang sebentar lagi akan rampung lhooo bapak ibu TOL nya, dekat ke Selatan Jakarta, Dekat ke MRT LB Bulus jugaa, menjadikan hunian anda menjadi nyaman dan nilai investasi yang akan sangat menguntungkan... Selain itu dilengkapi dengan fasilitas yang sangat modern... 
Ayoo, segera bereinvestasi di CLOUD TOWER & SKY TOWER sekarang juga... Jangan tunggu sampai kondisi ekonomi membaik yaa bapak ibu, karena ketika keadaan ekonomi kembali membaik, harga nya pun ikut naik... 





MORE INFO :
ANDI  : 081223871753/ 085643042017 (WA)

1 komentar:

About Us

PT Megapolitan Developments, Tbk didirikan pada tahun 1976 dan ini merupakan keunggulan kami yang telah berkarya lebih dari tiga dekade di bidang property. Prestasi yang sudah terbukti kami telah membuktikan dengan mengembangkan kawasan Cinere dari sebuah kawasan yang tidak diperhitungkan menjadi sebuah kawasan yang terintegrated, modern, dan elit sehingga menjadi tempat destinasi favorit kalangan menengah atas Jakarta.

Contact

Andi : 0812 2387 1753 / 0856 4304 2017 (WA)

Contact us

Nama

Email *

Pesan *

loading...